Liputan6.com, Jakarta : Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis survei terbarunya terkait Capres 2014. Dalam survei yang dirilis bertepatan dengan ulang tahun Partai Golkar itu, Prabowo Subianto hanya disebut sebagai capres wacana.
Survei itu menyebutkan hanya ada
3 capres yang bisa maju di Pilpres 2014 karena diusung 3 parpol teratas hasil
survei tersebut, yakni, Aburizal Bakrie (Golkar: 20,4%), Megawati Soekarnoputri
(PDIP: 18,7%), dan capres hasil konvensi Partai Demokrat (PD: 9,8%). Sedangkan
Prabowo Subianto (Gerindra: 6,6%) dan Jokowi ditempatkan sebagai 'Capres
Wacana'.
LSI
menggunakan 3 ukuran/indeks dalam surveinya. Pertama, capres dicalonkan 3
parpol teratas dalam perolehan suara pemilu. Kedua, Capres merupakan pengurus
struktural partai. Ketiga, Capres dicalonkan secara resmi oleh parpol.
"Ketiga
alasan tersebut menjadi sumir karena ukuran LSI terlalu sederhana karena tidak
mempertimbangkan koalisi di antara partai politik," ungkap Wakil Ketua
Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon dalam keterangan tertulisnya, Senin
(21/10/2013).
Alasan
kedua, sambungnya, LSI tidak mempertimbangkan perilaku pemilih maupun fluktuasi
dukungan terhadap partai politik. Ketiga, dalam penelitian, dikenal measurement
error, bila skala pengukuran lemah akan mempengaruhi kualitas dan hasil
penelitian.
"Survei
sebagai salah satu bentuk ilmu pengetahuan tak boleh dilakukan secara
tendensius," kata Fadli.
Oleh
karena itu, lanjut dia, lembaga survei sebaiknya jangan menjadi konsultan
politik dari salah satu kandidat. Metode push poll yang bertujuan untuk
membentuk opini/persepsi masyarakat terhadap kandidat tertentu, ketimbang
mengumpulkan opini/persepsi masyarakat secara umum, masih diperdebatkan
penggunaannya di kalangan peneliti, tetapi sebagian besar menolak menggunakan
metode push poll.
"Untuk
menjamin kredibilitas, lembaga survei juga harus menjelaskan sumber pendanaan,
apakah dari internal perusahaan atau klien," tukas Fadli. (Mut/Ism)
0 komentar:
Posting Komentar